Aktivitas penelitian merupakan salah satu tugas pokok yang harus dilakukan sivitas akademika kampus sebagaimana ditegaskan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Karena itu, kemampuan melakukan penelitian mutlak dimiliki tidak saja oleh dosen tetapi juga mahasiswa, terlebih bagi yang menempuh jenjang magister dan doktoral.
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga yang telah berkomitmen menjadi research school university secara kontinyu terus melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kemampuan meneliti mahasiswa. Salah satunya melalui pelatihan metodologi penelitian yang dilaksanakan selama dua hari penuh, Jumat-Sabtu (12-13 Oktober 2018), di Aula Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. Pelatihan ini dipandu oleh pakar dari New Zealand, Prof. Missy Morton. Ia adalah Guru Besar Kajian Disabilitas dan Pendidikan Inklusif Universitas Auckland, sebuah kampus bergengsi yang menduduki ranking ke-82 universitas terbaik di dunia. Pelatihan ini diikuti 10 orang dosen dan 30 mahasiswa Pascasarjana yang sebelumnya telah melalui seleksi. Peserta pelatihan ini sengaja dibatasi agar berjalan efektif dan kondusif.
Kegiatan pelatihan ini dibagi dalam 6 sesi. Setiap sesi diawali dengan pemaparan materi oleh Prof. Missy dilanjutkan dengan praktik kelompok. Selama sesi pelatihan, peserta mendapat materi tentang seluk beluk penelitian kualitatif mulai dari penentuan topik, proses pengumpulan data, klasifikasi data, analisis data, hingga teknik penulisan laporan penelitian yang baik.
Direktur Pascasarjana, Prof. Noorhaidi memberikan apresiasi tinggi atas kegiatan ini. Dalam sambutannya Direktur mengungkapkan keprihatinannya tentang masih rendahnya kualitas dan kuantitas penelitian di Indonesia. Menurut laporan SCImago, kuantitas penelitian di Indonesia lebih rendah dibandingkan negara-negara Asia lainnya. Indonesia menempati posisi ke-64 dari 234 negara yang disurvei SCImago. Untuk itu, Pascasarjana bertekad mendorong dan meningkatkan kemampuan penelitian mahasiswa.
Selain mengadakan kegiatan pelatihan semacam ini, Pascasarjana aktif melakukan penelitian kolaboratif dengan berbagai universitas maupun lembaga donor di dalam dan luar negeri. Mahasiswa Pascasarjana baik program magister maupun doktor kerap diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan penelitian tersebut. Dengan upaya itu, Direktur optimis mahasiswa Pascasarjana terus terasah keterampilan menelitinya. (@f)