Untuk mewujudkan mutu pendidikan dasar di sekolah yang bisa melahirkan lulusan yang cerdas dan berdaya saing tinggi diperlukan SDM guru berprestasi. Yakni guru guru yang memiliki kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial dan akademik (profesional), sekaligus menjadi sosok guru yang berkarakter tinggi, mampu berprestasi terpuji baik di tingkat lokal, nasional, bahkan internasional. Sementara untuk bisa menjadi guru-guru yang berprestasi, seorang guru harus memiliki komitmen diri untuk melakukan pengelolaan diri pribadi dengan baik. Self manajemen dengan baik dalam paedagogik, kepribadian, sosial dan akademik (profesional).

Seperti apa kinerja para guru  dalam melakukan self menejemen, hingga dapat meraih predikat sebagai guru berprestasi dan selanjutnya dapat berperan dengan baik dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas di lingkungannya, Fu’ad Arif Noor melakukan riset terhadap para guru Raudhatul Athfal (RA).  Dosen Sekolah Tinggi Pendidikan Islam (STPI) Bina Insan Mulia Yogyakarta ini melakukan riset sejauh mana keberhasilan proses pendidikan dasar di RA yang dipengaruhi oleh perjuangan para guru dalam mengembangkan diri dan manajemen diri.  

Fu’ad melakukan riset dengan menggunakan metode kualitatif, pendekatan psikologis, melalui uji keabsahan data teknik triangulasi. Putra kelahiran Demak ini mempresentasi hasil risetnya untuk memperoleh gelar Doktor bidang Studi Keislaman pada Program Pascasarjana, UIN Sunan Kalijaga, di ruang Promosi Doktor kampus setempat, Jum’at, 5/6/19.  Karya riset dengan judul “Manajemen Guru Berprestasi: Studi Pengembangan Diri Guru Teladan Raudlatul Athfal (RA) di Yogyakarta” dipresentasikan di  hadapan promotor dan tim penguji yang diketuai Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D. Di hadapan promotor dan tim penguji  Fu’ad memaparkan, pihaknya melakukan riset melalui wawacara dan observasi, didukung dengan dokumentasi terhadap para guru RA yang memiliki prestasi dilihat dari kompetisi-kompetisi yang dimenangi para guru yang bersangkutan baik di kompetisi di tingakt lokal, nasional hingga internasional.

Hsil riset promovendus menunjukkan bahwa predikat guru berprestasi berpengaruh positif terhadap proses dan mutu pembelajaran pada tingkat pendidikan dasar RA.  Dijelaskan, melalui risetnya promovendus berhasil mengungkap tiga hal penting. Yang pertama, kinerja guru RA berprestasi di Yogyakarta terlihat dari aktifitasnya berada di RA, baik di dalam kelas selama pembelajaran berlangsung, keberadaannya dalam lingkungan RA maupun di luar (dalam berinteraksi sosial kemasyarakatan, senantiasa peduli dan respek terhadap semua anak didik. Total dalam melaksanakan tanggungjawabnya.

 

 

Yang kedua, selalu berupaya mengembangkan diri, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, disiplin, bersikap terbuka, menghargai waktu, berjuang untuk memperoleh apa yang diinginkan, memiliki rasa penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri dan lingkungannya, dan memiliki dorongan semangat yang tinggi untuk mengukir prestasi. Ketiga, manajemen diri para guru RA berprestasi di Yogyakarta memiliki prinsip untuk terus meningkatkan kualitas proses pembelajaran di lingkungan RA yang diampunya, efisien dan efektif dalam produktifitas kerja, berfungsi untuk menumbuhkan karakter, kompetensi diri  terus diupayakan lebih baik, dan menjadi pembiasaan diri dalam rutinitas kebiasaan sehari-hari, serta pengaruh pengembangan diri terhadap kinerja guru RA di Yogyakarta mampu memberikan kekuatan dan menghasilkan etos kerja yang disebut dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas. Hal tersebut ternyata dapat menumbuhkan perilaku positif, produktif, maupun kontributif di lingkup akademik RA yang diampunya. (Weni)