Memperluas Wawasan Keragaman Lewat Program VICISU 2018 di Austria
Oleh: Ahmad Muttaqin
Tanggal 29 Juli 2018, kami tiba di Wina (Vienna), ibukota Republik Austria untuk mengikuti program the 6th Vienna International Christian-Islamic University (VICISU) 2018. VICISU merupakan program interreligius dan interkultural bergengsi yang diadakan setiap dua tahun sekali oleh Universitas Wina dengan dukungan dari Kementerian Sains, Riset dan Ekonomi Austria (BMWFW) dan Kementerian Eropa, Integrasi dan Urusan Luar Negeri Austria (BMEIA).
Program ini dilaksanakan selama tiga minggu dari tanggal 30 Juli-18 Agustus 2018di dua kota yaitu, Altenburg dan Wina. Berkat dukungan dan kerjasama Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan Universitas Wina, kami berdua (Rizka Dwi Agustin dan saya Ahmad Muttaqin) bisa lolos seleksi sebagai peserta perwakilan Indonesia. Riska adalah mahasiswi S2 konsentrasi Islam dan Kajian Gender (IKG) dan saya mengambil S3 konsentrasi Studi Al-Qur’an dan Hadis (SQH) di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Peserta VICISU 2018 dari berbagai negara dan benua
Sebanyak 28 peserta dari 13 negara perwakilan lima benua (Eropa, Asia, Australia, Amerika dan Afrika) ikut dalam program tahun ini. Mereka berasal dari Amerika, Australia, Republik Austria, Gana, Jerman, India, Indonesia, Lebanon, Maroko, Oman, Pakistan,Turki dan Uganda.
Suasana perkuliahan kelas di Altenburg Abbey
Selama program perkuliahan berlangsung, para peserta tinggal di Altenburg Abbey, sebuah monastery megah yang berjarak 90 km dari kota Wina. Selama program, kami mendapatkan beragam materi perkuliahan, seperti dialog antaraIslam dan Kristen, pluralisme agama, keragaman Islam, perempuan dan jihadisme, hukum internasional, kebebasan berekspresi, agama dan politik, persoalan hak-hak asasi manusia, censorship di Eropa, syariah Islam dan politik di Asia Tenggara.
Pada dua hari terakhir, kami belajar tentang manajemen konflik sebanyak delapan sesi pertemuan. Materi ini sangat penting untuk membantu dalam menganalisis motif dan solusi konflik agama, sosial dan politik yang terjadi di berbagai negara. Selama tiga minggu, kami sangat beruntung bisa mendapatkan pengalaman dan materi perkuliahan dari para professor dan ahli yang berasal dari berbagai negara, di antaranya Prof. Irmgard Malboe dari Austria sekaligus direktur VICISU, Prof. Volker Stumke dari Jerman, Prof. Ann Black dari Australia, Prof. Stephan Prochazka dari Austria, Prof. Nadine Bozkurt dari Turki, Dr. Salifu Mahama dari Gana, Prof. Grudrun Harrer dari Austria dan lain-lain.
Kunjungan ke Universitas Wina
Selain diskusi di kelas, hal menarik yang kami dapatkan selama tiga minggu adalah bisa berinteraksi dan saling tukar pengalaman antar para peserta dari berbagai negara. Latar belakang keilmuan mereka pun berbeda, di antaranya ada yang fokus padakajian hukum, hubungan internasional, sosial, politik, psikologi, kesehatan, filsafat, ekonomi, studi gender, teologi kristen dan sebagainya. Benar saja, diskusi menjadi menarik dan kaya ketika persoalan dilihat dari berbagai perspektif yang beragam.
Selain itu, kami juga mendiskusikan pengalaman terkait konflik dan problem keagamaan di negara masing-masing. Di sela-sela perkuliahan dan diskusi, kami tidak melewatkan untuk bertukar cerita tentang kultur masing-masing negara. Program ini mendorong untuk memperluas wawasan isu keagamaan dalam kerangka beragam agama, negara dan disiplin keilmuan.
Kunjungan peserta VICISU 2018 ke Melk Abbey
Banyak kegiatan menarik selain perkuliahan di kelas, seperti multicultural talent show dan multicultural dinner dari negara masing-masing. Selain gereja di Altenburg, kami juga mengunjungi salah satu geraja tua dan bersejarah di Austria, yaitu Melk Abbey. Satu lagi agenda penting yang lain yaitu kunjungan ke gedung markas PPB di Kota Wina. Kunjungan ini berkaitan dengan materi perkuliahan tentang United Nations (PBB) dan organisasi-organisasi internasional terkait human rights.
Kunjungan ke markas PPB di kota Wina
Pemandangan dan suasana indah kota Wina memberikan kesejukan dan kekaguman tersendiri bagi kami. Begitu banyak tempat wisata dan tempat bersejarah yang bisa dikunjungi di pusat kota Wina. Fasilitas transportasi memanjakan kami untuk bisa mengeksplor dengan mudah berbagai titik di kota Wina. Salah satu hal penting dari Wina adalah tersedianya banyak museum dengan fasilitas yang bagus. Lewat museum pemerintah mengedukasi para pengunjung dan sekaligus merawat ingatan sejarah peristiwa masa lalu mereka. Begitu banyaknya patung-patung replika para ilmuan dan pemusik terkenal yang berdiri kokoh di tengah-tengah taman kota Wina menjadi bukti apresiasi yang tinggi terhadap ilmu dan seni.
Depan Museum of Natural History di City Center Wina
Setelah tiga minggu menjalani perkuliahan dan serangkaian kegiatan di Altenburg dan Wina, kami berkunjung ke Universitas Wina dalam acara diploma penutupan dan penyerahan sertifikat peserta. Pada sesi terakhir kami mendapatkan undangan kehormatan bertemu dengan Walikota Wina di City Hall Wina.
Diploma Ceremony dan Penyerahan Sertifikat VICISU 2018 di Universitas Wina
Melalui program ini, kami mendapatkan pengalaman akademik dan kultur yang penting untuk memperdalam dan memperluas wawasan keragaman dalam beragama. Selain itu, program ini menyadarkan untuk melihat isu-isu keagamaan dalam kerangka yang lebih luas. Masih banyak persoalan isu-isu agama dan kaitannya dengan hukum negara, politik dan sosial yang perlu didiskusikan lebih lanjut. Oleh karena kesempatan dan pengalaman berharga yang didapatkan dari program ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga atas dukungan yang diberikan untuk mengikuti program internasional ini. Begitu juga kepada Prof. Noorhaidi Hasan, M.A., M.Phil., Ph.D. selaku Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta atas bimbingan dan komitmennya sehingga tercipta begitu banyak peluang-peluang bagi para mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk ikut terlibat dalam berbagai program berskala internasional seperti ini.
Salam...