Penilaian: 0 / 5

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

Safrina Rovasita mahasiswi magister UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, memiliki keterbatasan. Safrina yang sejak kecil dalam kondisi cerebral palsy, namun soal pendidikan patut diteladani. Semangat untuk mengenyam pendidikan perlu mendapat acungan jempol.

Sekalipun memiliki keterbatasan dalam berbicara, dia diberikan kebebasan penuh untuk menuntut ilmu. Semenjak SD hingga perguruan tinggi dijalani dengan tekun sampai sekarang ini telah menyelesaikan program magister di sekolah Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Motivasi dan dorongan dari orang tua senantiasa Safrina dapatkan dalam menempuh jalur pendidikan. Sejak belajar di SDLB SLB Negeri 3 lulus tahun 2000, kemudian SMP Negeri 2 Depok melanjutkan ke SMA GAMA dan menempuh jenjang perguruan tinggi S1 PLB UNY sampai program magister di sekolah Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. “ Sampai waktu pertama kali kuliah di UIN semester satu dapat jadwal kuliah sampai malam, ibu menemani saya di kampus” ucap Safrina.

Safrina mendaftar sekolah Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga program magister tahun 2014. Ia tercatar mahasiswa prodi Pendidikan Islam dengan konsentrasi Bimbingan konseling Islam kelas mandiri. “ Saya kuliah S2 setiap hari sabtu dan minggu, sehingga di hari biasa saya masih bisa mengajar di SLB,” kata Safrina yang Guru Tetap Yayasan SLB Yapenas Condongcatur Sleman.

Dara warga Minomartani Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, kuliah di UIN Sunan Kalijaga pun lulus tepat waktu dengan predikat sangat memuaskan. Dengan usaha keras dan kegigihannya kuliah tersebut ditempuh dalam waktu 2 tahun dan mendapat IPK 3,71 serta berhak mendapat gelar M.Pd.I. “Selama saya di UIN alhamdulillah semua dimudahkan, dosen dan pegawainya ramah-ramah,” tutur Safrina.

“Dengan semangat dan usaha sebaik mungkin semuanya bisa dilakukan. Selama kuliah S2 saya aktif juga di organisasi difabel khususnya di Wahana Keluarga Cerebral Palsy (WKCP) dimana saya salah satu pengurusnya. Dan, alhamdulillah saya bisa melewatinya, ini sesuatu yang tidak pernah saya sangka sebelumnya,” lanjut Safrina peraih penghargaan Liputan 6 Awards 2015.

Di saat ada waktu luang Safrina menyalurkan hobi menulis dan membaca. Ia menjadi anggota Forum Lingkar Pena (FLP) Yogyakarta. Beberapa artikel terkait difabel serta cerpen telah diterbitkan di surat kabar, media online dan majalah lokal, dan pernah presentasi karya ilmiah di Ditjen Dikti Depdiknas.

“Menulis bagi saya sangat penting, karena dapat membantu saya menyampaikan ide-ide saya yang bermunculan di kepala. Apabila tidak dikeluarkan kepala saya menjadi pusing. Mungkin itu salah satu yang membuat saya ingin kuliah S2,” kata Safrina setelah presentasi sidang tesis, Rabu (13/7).