Penilaian: 5 / 5

Aktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan Bintang
 

Menghadiri acara conference international merupakan kesempatan yang baik bagi mahasiswa dan siapa saja, dalam hal menyampaikan hasil risetnya, di negara masing-masing, seperti yang dilakukan oleh sdr. Muhamad Abdul Aziz, Mahasiswa konsentrasi Pemikiran Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga yang ditemani oleh M. Faidul Akbar mahasiswa konsentrasi SQH sebagai Partisipant aktif. Sdr. Muhamad Abdul Aziz yang akrab dipanggil Mr. Ezi, mengatakan, bahwa dalam tulisan yang disampaikan, Ia menguraikan mengenai ekonomi dan kebijakan pendidikan Islam di Indonesia, saat ini menjadi salah satu trenmark dalam disiplin ilmu ekonomi, kajian Asia tenggara, dan kajian Islam. Terdapat hubungan secara timbal balik antara ekonomi dengan pendidikan Islam. Pada satu sisi ekonomi berfungsi sebagai basis dari pendidikan Islam. Pada sisi lain agenda ekonomi dikembangkan melalui pendidikan Islam. Sebagai suatu ilmu, ekonomi tentu saja memiliki konsep, teori maupun metodologi tersendiri sebagaimana lazimnya ilmu-ilmu yang lain. Berdasarkan hal tersebut, Ia juga menawarkan sebuah paradigma keilmuan baru sebagaimana yang dikembangkan UIN Sunan Kalijaga Yogayakarta yaitu paradigma integrasi-interkoneksi. Paradigma baru ini penting, selain untuk menghilangkan ketegangan konflik dan menyembuhkan luka-luka dikotomi, di sisi lain, paradigma ini memberikan penyadaran secara social, politik maupun humaniora memiliki signifikansinya sendiri-sendiri apabila masing-masing horizon tersebut dibaca dengan saling terkait, maka akan menghasilkan pembacaan holistik yang sangat berguna bagi kemajuan peradaban Islam.

Gambaran ini cukup penting diketahui untuk melihat landasan bagi perkembangan ekonomi untuk membangun potret pendidikan Islam ideal di Indonesia dan relevansinya dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang tanggap dan siap dalam menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).  Sebagai sebuah kesimpulan hasil dari penelitian nya ialah : Sebagai negara anggota ASEAN dengan penduduk terbesar, Indonesia berpotensi besar untuk mondominasi pasar ASEAN, salah satunya adalah melalui kebijakan pendidikan yang memiliki peran penting, dan tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menyiapkan manusia Indonesia yang kualified dan marketeble, sehingga tidak terpinggirkan dalam arus MEA. Semua tantangan tersebut menuntut adanya SDM yang berkualitas dan berdaya saing di bidang-bidang tersebut secara komprehensip dan berwawasan keunggulan, keahlian, profesional, berpandangan jauh ke depan (visioner), rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi serta memiliki keterampilan yang memadai sesuai kebutuhan dan daya tawar pasar.

Dalam menghadapi MEA, pendidikan bisa menjalankan konsep integrasi-interkoneksi, yaitu mengkaitkan lulusan sekolah dengan kebutuhan kerja, sekat-sekat yang ada antara pendidikan, pelatihan dan tenaga kerja seyogyanya tidak lagi terjadi. Program-program pelatihan bukan hanya dilaksanakan oleh dunia industri. Tetapi perlu juga diselenggarakan oleh setiap institusi pendidikan umum maupun Islam, tentunya yang relevan dengan kebutuhan MEA. Program pelatihan yang integrasi-interkoneksi ini dimungkinkan karena partisiapasi penuh dari dunia industri dalam pengembangan sumber daya manusia serta adaptasi program pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat. Di era MEA saat ini, Indonesia haruslah menyiapkan perangkat kompetitip pendidikan sedini mungkin, sehingga ke depan lembaga pendidikan Islam memiliki good governance system yang unggul sehingga mampu berkompetisi di level internasional tanpa kehilangan Islamic Morality Character sebagai dasar aplikasinya.

Acara Ingraw (International Graduate Workshop) acara riset bergengsi di Universiti Sains Malaysia (USM) yang diadakan setiap tahunnya denga tema : ISDEV (Center for Islamic Development management Studies) (20/10)

Kegiatan Conference International yang diikuti oleh 350 peserta dari berbagai negara, diantaranya Malaysia, Indonesia, dan juga para praktisi, dosen, pemuka agama, akademisi dengan pembicara. Dr. Raziah Md Tahir dan Dr. Mohd Shukri Hanapi. Para akademisi dan praktisi tersebut menyampaikan hasil kajian menreka mengenai ISDEV dalam berbagai perspektif, yaitu : Pengembangan Islam, Managemen Islam, Ekonomi Islam, Bank Islam, Bisnis dan marketing Islam, Politk ekonomi Islam, Metodologi riset Islam, pemikiran Islam, Falak dan lain-lain. Konferensi international ini juga memfasilitasi 4 buah diskusi Concurrent Session  yaitu, dalam berbagai aspek diantaranya, Banking, Management, Quality and Consumerism, islamic Knowledge, waqf, Human Resource Management, Education, Economi Politics, services, Hallan Tayyiban, Zakat, Takaful, General Issue, Islamic development, Leadership, Finance, Falak & politics.

Presenter session ini adalah dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Asia seperti, Universiti Sains Malaysia (USM), Airlangga Universiti indonesia, Universitas sumatra Utara (UMSU) Indonesia, Universitas Islam negeri Sunan Kalijaga Indonesia, UiTM Shah alam Malaysia, UKM Malaysia, UiTM Klantan Malaysia. Yang sangat unik dari acara ini adalah session presenter yang dipandu moderator sekaligus komentator dan menghasilkan beberapa hasil tindak lanjut yang harus diperbaiki oleh para presnter masing-masing di setiap ruangnya.