Peluncuran Center for Islamic Thoughts & Muslim Societies (CITMS)

sekaligus Peluncuran dan Bedah Buku Multidisiplin, Interdisiplin, & Transdisiplin

 

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan peluncuran Center for Islamic Thoughts & Muslim Societies (CITMS) sekaligus peluncuran dan bedah buku Multidisiplin, Interdisiplin, & Transdisiplin karya Prof. M. Amin Abdullah yang berlangsung secara daring dari Aula Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga pada hari Kamis (15/10/2020).

Center for Islamic Thoughts & Muslim Societies (CITMS) merupakan pusat kajian yang berusaha untuk memberikan atau berpartisipasi dalam menciptakan atmosfer akademik dan berusaha berpartisipasi dalam produksi pengetahuan yang bersifat ilmiah dan akademik.

 “CITMS memiliki beberapa program yang diharapkan bisa menerjemahkan secara baik apa yang menjadi misi multidisiplin, interdisiplin dan transdisiplin, yaitu meliputi serial  kuliah umum pemikiran Islam dan masyarakat muslim, riset kolaboratif, dan juga publikasi ilmiah. Kita sudah menyiapkan serial pemikiran Islam dan masyarakat muslim, yang diawali oleh kajian bedah buku Prof. M. Amin Abdullah,” ungkap Dr. Mohammad Yunus, Lc., MA. selaku direktur CITMS.

 

 

Bedah buku Multidisiplin, Interdisiplin, & Transdisiplin ini menghadirkan penulisnya Prof. M. Amin Abdullah, beserta Prof. Noorhaidi Hasan (UIN Sunan Kalijaga), Prof. Azyumardi Azra (UIN Syarif Hidayatullah), dan Prof. Sulistyowati Irianto (Universitas Indonesia) sebagai pembedah buku.

Buku ini merupakan kelanjutan dari buku yang Amin Abdullah tulis pada tahun 2006 yang berjudul Islamic Studies di Perguruan Tinggi. Di dalamnya ia ingin menyampaikan bagaimana mengatasi ketegangan-ketegangan yang terjadi dalam studi agama dan studi islam yang disebabkan stagnasi metodologi dalam studi agama dan studi islam, sedangkan perkembangan sains dan teknologi begitu luar biasa.

“Perubahan luar biasa terjadi dalam seratus tahun ini, untuk itu studi-studi akademik harusnya berubah, apalagi ada pandemi Covid-19. Dengan adanya pandemi ini, menunjukkan bahwa monodisiplin tidak menjawab apa pun, namun membutuhkan interseksional antar disiplin ilmu,” ujar Amin Abdullah.

 

(YUSIKA)