Tidak dapat dimungkiri ulama memiliki peranan penting dalam membangun harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara. Di tengah persoalan bangsa yang kian kompleks, dibutuhkan kehadiran ulama yang progresif, berwawasan luas, dan menjunjung tinggi semangat kebinekaan. Demikian salah satu tujuan digelarnya Halaqah Nasional Ulama dan Cendekiawan dengan tema “Peran Ulama dalam Membangun Kehidupan Bangsa yang Harmoni,” di Millenium Sirih Hotel Jakarta, 16-19 November.

Halaqah yang diikuti sekitar 90 ulama dari berbagai daerah di Indonesia ini diselenggarakan oleh MAARIF Institute for Culture and Humanity bekerjasama dengan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Unit Kerja Presiden Bidang Pembinaan Ideologi Pancasila. MAARIF Institute juga menggandeng Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah dan LAKPESDAM PBNU. Direktur MAARIF Institute, Muhd. Abdullah Darraz, menyampaikan, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya memperkuat hubungan harmoni sosial-keagamaan dalam bingkai kebangsaan dan keindonesiaan.

Ketua Tim Pengarah, Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah, yang juga Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, menambahkan, forum ini akan melakukan kajian dan penelaahan secara mendalam terhadap berbagai topik dan tema keagamaan kontemporer yang berkembang di masyarakat, termasuk beberapa kebijakan pemerintah yang terkait dengan isu keagamaan, seperti UU Ormas yang baru disahkan dan Keputusan Mahkamah Konstitusi tentang penghayat kepercayaan. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Presiden RI, H. Jusuf Kalla pada Kamis (16/11) malam.

Sejumlah akademisi dan cendekiawan UIN Sunan Kalijaga dipercaya menjadi pembicara dan panelis dalam kegiatan tersebut. Di antaranya, Prof. Noorhadi Hasan, Prof. Abdul Munir Mulkhan, Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin, Dr. Hamim Ilyas, Wawan Gunawan Lc., M.Ag., Dr. Muh. Nur Ichwan, Dr. Alimatul Qibthiyyah, dan Dr. Suhadi Cholil. Diharapkan kegiatan ini dapat menghasilkan rumusan pandangan keagamaan yang lebih toleran, non-diskriminatif, dan mendorong kehidupan sosial-keagamaan yang penuh harmoni di atas landasan kebinekaan.