Jenjang studi pascasarjana (S2 & S3) adalah lanjutan dari program sarjana (S1) dengan pendidikan yang lebih advance, mata kuliah yang lebih spesifik, dan dosen yang lebih kompeten lagi di bidangnya. Mahasiswa Pascasarjana diarahkan untuk menjadi peneliti, calon akademisi dan intelektual.

Karena itu, cara belajar dan kuliah mahasiswa pascasarjana berbeda dengan jenjang S1. Kurikulum pascasarjana dirancang berbasis pada penelitian (research-oriented). Mahasiswa dihadapkan langsung dengan persoalan-persoalan akademis-ilmiah yang menjadi perhatian para sarjana di masing-masing bidang keilmuan yang ditekuni.

Berangkat dari latar pemikiran itulah maka perlu diadakan orientasi studi bagi mahasiswa yang akan memulai perkuliahan di pascasarjana. Demikian diungkapkan Direktur Pascasarjana, Prof. Noorhadi, saat membuka kegiatan “Orientasi Studi Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2017/2018 Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.” Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini, 21-22 September 2018, merupakan proses penetapan arah studi mahasiswa baru sekaligus sosialisasi proses pendidikan dan pengajaran yang akan dijalaninya.

Kegiatan ini sangat penting dalam rangka mendukung kelancaran proses pendidikan yang akan mereka tempuh ke depan. Selain itu, kegiatan ini juga menumbuhkan kesadaran mahasiswa baru akan tanggung jawab akademik sebagaimana tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Sebanyak 235 mahasiwa baru Pascasarjana, terdiri dari 160 mahasiswa Program S2 Interdisciplinary Islamic Studies dan 75 mahasiswa Program S3 Studi Islam, mengikuti kegiatan ini secara antusias. Para pimpinan, mulai dari Direktur, Ketua Prodi S2 dan S3, hingga dosen tetap Pascasarjana terlibat aktif memberikan materi dalam kegiatan ini.

Pada hari pertama, mahasiswa mendapatkan wawasan tentang perkembangan keilmuan global dalam studi Islam yang disampaikan langsung oleh Prof. Noorhaidi. Selanjutnya, mahasiswa mendapatkan materi paradigma keilmuan yang dikembangkan UIN Sunan Kalijaga langsung oleh arsitek utamanya, yaitu Prof. Amin Abdullah, perumus paradigam integrasi-interkoneksi keilmuan.

Sesi berikutnya, mahasiswa mendapatkan penjelasan tentang keunggulan dan kekhasan masing-masing konsentrasi studi baik yang ada di S2 maupun S3. Mahasiswa juga mendapatkan materi tentang panduan penulisan tesis atau disertasi. Materi ini disampaikan oleh Kaprodi S3, Ahmad Rafiq, M.A. Ph.D., dan Kaprodi S2, Ro’fah, M.A., Ph.D.

Di hari kedua, mahasiswa mendapatkan wawasan tentang budaya akademik Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga yang dipaparkan oleh Dr. Moch Nur Ikhwan, M.A., Wakil Direktur Pascasarjana. Dr. Ikhwan juga memaparkan kiat-kiat penulisan karya ilmiah hingga terpublikasi di jurnal, penjelasan tentang program unggulan seperti sandwich di luar negeri, konferensi internasional, dan berbagai peluang beasiswa.

Selain pengelola Pascasarjana, hadir sebagai narasumber pada sesi kedua, Dr. Shofwatul Uyun, S.T., M.Kom. (Ketua PTIPD) yang memberikan materi tentang Sistem Informasi Akademik (SIA) UIN Sunan Kalijaga, Dra. Labibah Zain, M.Lis. (Ketua UPT Perpustakaan) yang menjelaskan seluk beluk pedoman pencarian informasi di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, dan Suefrizal, S.Ag., M.S.I (Kabag. Akademik Universitas) yang memberikan materi “Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).

Mahasiswa juga mendapatkan sharing pengetahuan dari dosen-dosen Pascasarjana tentang isu-isu aktual kajian Islam kontemporer serta kiat sukses menempuh studi di Pascasarjana. Di antaranya, Suhadi, M.A., Ph.D. memberikan topik “Dialog Antar-iman dan Isu-isu Minoritas Sosial-Keagamaan: Konteks Indonesia,” Sunarwoto, M.A., Ph.D. mengangkat isu “Agama dan Ruang Publik”, Najib Kailani, M.A., Ph.D. berbagi tentang “Etika Riset Akademik dan Pengenalan Sumber-sumber,” dan Dr. Nina Mariani Noor, M.A. mengenalkan manajemen referensi berbasis “ZOTERO.”

Kegiatan orientasi studi ini diharapkan dapat membuka luas wawasan dan horizon pengetahuan mahasiswa baru. Sebagaimana ditegaskan Direktur, mahasiswa pascasarjana adalah peneliti, bukan  dai, kiai, atau pendeta yang berpijak pada kebenaran dogmatis. Sebagai peneliti, semua argumen harus berbasis pada kebenaran ilmiah yang dapat diuji secara empiris dan logis. Untuk itu, Direktur mengharapkan mahasiswa dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas keilmuannya selama menempuh studi di Pascasarhaba agar dapat berkompetisi tidak hanya di level nasional tetapi juga secara global internasional. (@f)