Selama tiga dekade terakhir bank syariah telah menjadi salah satu industri dengan tingkat pertumbuhan yang cepat. Bank syariah telah tersebar diseluruh dunia dan dapat diterima sebagai salah satu institusi keuangan, baik oleh muslim atau non muslim. Sudah 25 tahun bank syariah di Indonesia, tetapi share bank syariah terhadap sistem perbankan nasional masih kecil sekitar 4,8%.

Fenomena itulah yang mendapat perhatian khusus oleh Anton Priyo Nugroho, S.E., M.M untuk meneliti perilaku konsumen bank syariah yang diintegrasikan dengan dimensi religiusitas ke dalam kerangkatheory of planned behaviour (TPB). Penelitian tersebut dilakukannya dalam rangka memperoleh gelar doktor Studi Islam pada program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Penelitian dengan judul “Pengaruh Religiusitas Dan Efikasi Diri Terhadap Perilaku Menabung Di Perbankan Syariah” di angkat sebagai disertasi dipresentasikan Anton dosen Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Yogyakarta pada ujian terbuka promosi doktor di Aula Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Rabu (11/5).

Anton mengatakan, hasil dari penelitian ini nilai rata-rata religiusitas responden di atas 8,5 yang bermakna bahwa responden menganggap agama dan perbankan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, bank syariah merupakan bank yang menjauhi riba, menggunakan bank syariah untuk transaksi keuangan dan mengharapkan bank syariah semakin banyak di Indonesia.

Adapun hasil lain menunjukkan bahwa pengaruh efikasi diri terhadap perilaku lebih besar dibandingkan pengaruh norma subyektif terhadap perilaku. Penelitian ini mendukung apa yang telah dikemukakan Bandura dan Sirgy bahwa efikasi diri merupakan predictor dari perilaku dan motif internal yang kuat lebih penting dibandingkan dengan pangaruh sosial.

“Sehingga dalam konteks bank syariah, pengaruh sosial dari keluarga atau teman tampaknya sangat kecil, untuk mempengaruhi perilaku menggunakan bank syariah. Konsep efikasi diri hampir sama dengan konsep percaya diri, sesuai yang diajarkan oleh Islam “ kata Anton. (ch/Humas)