Peran etika dalam praktik pemasaran yang didasari agama sangat penting. Jika hal ini dilaksanakan bisa mempengaruhi kebaikanmanusia.Selain dapat meningkatkan standar perilaku bisnis, selagi tidak mengurangi kualitas produk dan jasa atau dalam memberikan margin laba usaha, juga bisa mengangkat standar hidup antara pedagang dan konsumen.

Berdasarkan kajian inilah, dosen Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara Moh Nasuka, SE., M.Pd. meneliti pengaruh perilaku etis dalam pemasaran terhadap loyalitasnasabah bank syariah sebagai karya disertasi. Penelitian ini memfokuskan perilaku etis tenaga penjualandengan pendekatan konsep Islamic Marketing untuk membangun kepuasan dan kepercayaan nasbah bank syariah.

Nasuka menerangkan, perilaku etis pemasaran yang diterapkan menggunakan konsep Islamic Marketing yang mendasarkan teori Maqasid Syariah yang bersumber dari al-quran dan as-sunnah dengan mengedepankan maksimalisasi nilai ternyata mampu memberikan kemaslahatan para nasabah. " Mereka merasa terjaga agamanya, jiwa, akal pikiran, harta benda dan keluarganya sebagaimana tujuan diturunkannya syariah" kata Nasuka.

Konsep maksimalisasi nilai pemasaran dalam perspektif Islam tersebut dapat diimplementasikan jika dibangun atas dasar prinsip-prinsip syariah Islam, dimana etika pemasaran yang patut diteladani adalah akhlak Rasulullah SAW. Sifat utama yang harus diteladani oleh pelaku bisnis dan ekonomi khususnya adalah siddiq (benar,jujur), amanah (tanggung jawab, kepercayaan, kredibilitas), fathanah (kecerdikan, kebijaksanaan, intelektualitas) dan tabligh (komunikasi, keterbukaan).

"Oleh karena itu, perilaku etis pemasaran dalam perspektif Islam yang diperankan oleh agen penjualan bank syariah dalam bekerja dituntut untuk menunjukkan etos kerja yangrajin, gigih, setia, dan senantiasa menyeimbangkan dengan nilai-nilai Islami yang tentunya tidak boleh melampaui rel-rel yang telah ditetapkan al-quran dan as-sunnah," tutur Nasuka.

Nasuka menambahkan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi tenaga penjualan dalam lembaga jasa keuangan berperilaku berdasar prinsip syariah Islam. Mengedepankan maksimalisasi nilai dengan tujuan memberikan kemaslahatan umat, dan bukan mengejar keuntungan semata, sehingga tercipta persaingan yang sehat, profesional, dan sportif dalam industri jasa keuangan.

Berdasarkan presentasi disertasi yang dijelaskan Moh Nasukapada promosi doktor di Aula Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Kamis (9/6) kemarin. Tim penguji dengan Ketua Sidang Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. mengapresiasi hasil penelitiannya dengan nilai "Sangat Memuaskan" dan berhak menyandang gelar doktor ke-504dari UIN Sunan Kalijaga.

Sumber: Humas UIN Sunan Kalijaga

Disertasi berjudul "Implementasi Sistem Profit and Loss Sharing dan Perlakuan Akuntasi Keuangan Syariah dalam Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah pada Perbankan Syariah Di Indonesia" berhasil dipertahankan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Drs. H. Ngadirin Setiawan, SE., M.S di Aula Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jumat (3/6/2016).

Tema penelitian ini berawal dari keprihatinan penulis terhadap realitas persepsi masyarakat dalam praktek perbankan syariah terutama penerapan sistem bagi hasil (profit and loss sharing) dan perlakuan akuntasinya pada pembiayaan mudharabah dan musyarakah yang masih cenderung memiliki kemiripan dengan praktek perbankan konvensional. Di sisi lain aspek penerapan fiqih (hukum, rukun dan syara) yang merupakan inti dari tujuan transaksi keuangan berdasarkan prinsip syariah belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan benar menurut syariat islam.

Ngadirin berharap hasil penelitian ini dapat menjadi sumbang saran dalam mengimplementasikan praktek perbankan syariah di Indonesia khususnya dalam penerapan sistem bagi hasil (PLS) dan perlakuan akuntasinya yang sesuai dengan prinsip syariah menurut fiqih Imam Syafii dalam pelaksanaan kegiatan usaha secara efektif.

Hasil presentasi promosi doktor yang dipaparkan Ngadirin mendapat apresiasi dari dewan penguji yang dipimpin Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D dan mendapat predikat "sangat memuaskan" dan mendapat gelar Doktor bidang Ekonomi Islam dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dr. Drs. H. Ngadirin Setiawan, SE., M.S merupakan doktor ke 502 yang lulus dari Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. (

Sumber: Humas UIN Suka

Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia (HMPI) menggelar Forum Rembuk Nasional Seminar Nasional, Stadium General, Simposium Nasional dan Musyawarah Nasional VII, dirangkaikan dengan 52 tahun Dies Natalis Universitas Negeri Jakarta(UNJ) serta refleksi 2 tahun kepemimpinan Jokowi-JK, dilaksanakan 25-29 Mei 2016 di Gedung Building II Aula M Latif UNJ dengan tema “Menata Indonesia dalam Perspektif Nawa Cita” dihadiri kurang lebih 300 mahasiswa dan alumni Pascasarjana se Indonesia. Sayangnya, pertemuan ini belum dihadiri oleh semua Pascasjana di Indonesia karena tidak semua perguruan tinggi memiliki organisasi mahasiswa Pascasarjana. Hal ini karena keunikan Pascasarjana yang mahasiswanya memiliki latar belakang yang heterogen baik dari segi usia, pengalaman, posisi di masyarakat dan kemampuan ekonominya. Dari data yang dihimpun pada pertemuan mahasiswa Pascasarjana se-Indonesia di Universitas Brawijaya Malang pada 18 Maret 2000, lembaga kemahasiswaan Pascasarjana yang sudah terbentuk di antaranya:

1. Himpunan Mahasiswa Program Pascasarjana (HMPPS) Universitas Airlangga Surabaya berdiri pada tahun 1990.

2. Ikatan Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran (IMPP Unpad) Bandung, berdiri Agustus 1995.

3. Forum Mahasiswa Pascasarjana (Forum Wacana) Universitas Negeri Malang (UM), berdiri 1 Agustus 1997.

4. Forum Mahasiswa Pascasarjana (Forum Wacana) Universitas Indonesia Jakarta, berdiri 23 April 1998.

5. Forum Komunikasi Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Brawijaya (Forkom PPSUB ) Malang berdiri pada bulan Juni 1998.

6. Forum Mahasiswa Program Pascasarjana (Forum Macasar) Universitas Hasanudin Makasar, berdiri Agustus 1998.

7. Forum Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) berdiri Mei 1998. 

UIN Sunan Kalijaga sudah lama terdaftar dalam keanggotaan HMPI. Selama Munas I-VI sudah ada perwakilan mahasiswa yang menghadiri kegiatan Munas HMPI sebelumnya, namun saat ini sudah menjadi alumni. Sampai tahun ini sudah terdaftar 31 Pascasarjana yang turut bergabung dalam HMPI. 

Dalam acara yang dilaksanakan selama empat hari ini, Ikatan Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (IKMP) UIN Sunan Kalijaga mengirim dua orang utusan untuk berpartisipasi aktif dalam rangkaian kegiatan yang digelar selama acara berlangsung. Mereka adalah Muhamad Abdul Aziz (Magister Pendidikan Islam konsentrasi Pemikiran Pendidikan Islam) dan Saifuddin (Magister Studi al-Qur'an dan Hadis). Ezi, sapaan akrab Muhamad Abdul Aziz adalah Koordinator Riset dan Teknologi IKMP UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta periode 2014-2016. Ia berkesempatan menjadi pembicara dalam Simposium Nasional setelah berhasil lolos verifikasi oleh panitia dan mempresentasikan makalah dengan tema "Pembaruan Pendidikan Islam Menuju Pembentukan Masyarakat Madani di Indonesia". Dalam paparannya, Ezi mengatakan bahwa masa depan bangsa Indonesia ke depan tergambar dari kondisi pendidikan saat ini. Dunia pendidikan akhir-akhir sangat dalam keprihatinan dan butuh kepedulian serta komitmen semua kalangan baik praktisi pendidikan di lembaga pendidikan hingga orang tua di rumah. Semua potensi tersebut dipersiapkan dan diberdayakan menuju terciptanya masyarakat madani yang merupakan cita-cita bangsa Indonesia. Masyarakat Madani diprediksi sebagai masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi budaya, adat istiadat, dan agama. Demikian pula, bangsa Indonesia pada abad 21 ini diarahkan untuk menuju masyarakat Madani, untuk itu kehidupan manusia Indonesia akan mengalami perubahan yang mendasar yang berbeda dengan kehidupan masyarakat era sebelumnya. Masyarakat Madani yang dicita-citakan memungkinkan "terwujudnya kemandirian masyarakat, terwujudnya nilai-nilai tertentu dalam kehidupan masyarakat, terutama keadilan, persamaan, kebebasan dan kemajemukan, serta taqwa, jujur, dan taat hukum". Dibutuhkan berbagai terobosan dalam berpikir, penyusunan konsep, serta tindakan-tindakan. Pembaruan pendidikan Islam menuju masyarakat Madani sangat diperlukan, karena "pendidikan merupakan sarana terbaik yang didisain untuk menciptakan generasi baru yang tidak akan kehilangan ikatan dengan tradisi mereka sendiri tapi juga sekaligus tidak menjadi bodoh secara intelektual atau terbelakang.

     Rangga merupakan peserta seminar delegasi dari PPS UNDIP Semarang sangat mensupport degan presentasi yang diraih oleh Ezi, karena mampu bersaing dengan seluruh mahasiswa pascasarjana di seluruh Indonesia. "Kami berharap kepada Rektor dan Direktur Pascasarjana agar memperhatikan mahasiswa yang hari ini bersaing dengan seluruh mahasiswa pascasarjana se Indonesia. Atau mahasiswa-mahasiswa lainnya yang selama ini sering mengangkat nama UIN Sunan Kalijaga".

Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Noorhaidi Hasan, M,Phil, Ph.D, memberikan dukungan kepada perwakilan mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan HMPI ini.Prof. Noorhaidi berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi pembangunan, pemerintahan dan dunia pendidikan dan riset akademik. Lebih lanjut Prof. Noorhaidi berharap forum Munas HMPI menjadi Graduate Forum berbasis riset ilmiah, dan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta siap menjadi tuan rumah kegiatan tersebut", papar Ezi.

     Ezi juga berharap setelah kembali ke Yogyakarta, akan terbentuk forum Komunikasi Mahasiswa Pascasarjana yang menjadi wadah forum-forum ilmiah baik dalam riset tingkat nasional maupun internasional dengan memberi ruang yang sebesar-besarnya pada ranah diskusi formal maupun informal, sehingga memiliki out put berupa sumbangsih pemikiran untuk pembangunan. (wt-Afin).

Adanya legitimasi ayat dan hadis yang menghiasi perbudakan serta ditambah lagi dengan keterlibatan fikih masa lalu yang cenderung mempertahankannya merupakan sebuah fakta yang harus diterima. Jika teks-teks tersebut dipahami secara tekstual, maka berpotensi untuk membenarkan praktik perbudakan yang akan berdampak negatif terhadap perikemanusiaan, sekaligus berpotensi membenarkan perilaku diskriminatif atas nama agama (Islam).

Permasalahan ini mendapat perhatian dari dosen Institut Agama Islam Sambas Alkadri, S.Ag., M.Ag. untuk mengetahui hadis-hadis perbudakan dalam al-Kutub at-Tis'ah. Ia mendalami kualitas hadis yaitu terkait dengan kredibilitas rawi dan matan, konteks historis hadis, kesesuaian pesan hadis dengan al-quran dan ide dasar hadis yaitu terkait pesan moral yang terkandung dalam materi hadis-hadis perbudakan.

Kajian ini diangkat Alkadri sebagai karya Disertasi sebagai syarat mendapatkan gelar doktor Studi Keislaman di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sidang Promosi Doktor dipimpin Prof. Dr. H. Faisal Ismail, M.A yang dilaksanakan di Aula Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Kamis (2/6/2016).

Alkadri menjelaskan berbagai tindak diskriminasi yang dianggap sebagai akibat dari pergulatan sosial, ekonomi, politik,hukum dan bisa juga adanya krisis moral. Hal ini menunjukkan makna ketauladanan Nabi mulai luntur. Teks cenderung diinterpretasikan berdasarkan pemahaman nas yang menguntungkan secara sepihak tanpa melihat setting historis, sehingga mangharuskan umat Islam serupa dengan orang Arab. "Padahal esensi Islam dalam menafsirkan tidak kaku, dan sebagai agama rahmatan lil alamin. Oleh karenanya perlu ada rekontruksi pemahaman hadis perbudakan", tutur Alkadri.

Melalui rekontruksi hadis perbudakan nantinya bisa menjawab berbagai persoalan kemanusiaan masa kini sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia. Beberapa konsep rekontruksi hadis yang dibahas meliputi perolehan budak baru dengan materi hadis budak tawanan perang Bani Mustaliq, perlakuan tuan terhadap budak dan pembebasan budak dengan materi hadis pembebasan secara langsung dan tidak langsung.

Disertasi dengan judul "Rekontruksi Pemahaman Hadis-Hadis Perbudakan" mendapat apresiasi dari dewan penguji. Alkadri mendapat nilai sangat memuaskan dan berhak mendapatkan gelar Doktor Ilmu Agama Islam. Alkadri merupakan doktor ke 501 yang berhasil lulus dari Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakata. 

Sumber: Humas UIN Suka

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta melakukan seleksi calon penerima beasiswa 5 ribu doktor. Dari 30 calon penerima beasiswa, 20 di antaranya menjalani tes dan uji kompetensi di Kampus Pascasarjana UIN Suka, Senin (30/5).

"Sisanya mengikuti tes di wilayah masing-masing," tutur Direktur Pascasarjana UIN Suka, Noorhaidi Hasan. Pada tahun kedua ini, Kementerian Agama (Kemenag) melonggarkan peraturan seleksi dengan memperbolehkan peserta mengikuti ujian di luar kampus tujuan. 

Noorhaidi menjelaskan, beasiswa 5 ribu dokter ini merupakan program Kemenag yang bertujuan mempercepat pengembangan sumber daya manusia (SDM) di perguruan tinggi agama islam. Baik negeri maupun swasta. Program ini diperuntukkan bagi tenaga pengajar yang telah memiliki nomor induk dosen nasional. 

Sejak 2015, Kemenag menargetkan pemberian beasiswa kepada seribu mahasiswa doktoral setiap tahunnya. Meski program ini ditargetkan akan selesai pada 2019, menurut Noorhaidi, bukan hal yang mustahil jika beasiswa serupa masih lanjutkan untuk tahun-tahun setelahnya. Pasalnya jumlah lulusan program doktor di Indonesia masih terbatas.

"Dari seribu, 750 mahasiswa kuliah di kampus dalam negeri. Sementara kuota 250 lainnya untuk mahasiswa yang kuliah di luar negeri," tutur Noorhadi. Namun demikian, ia menuturkan, kuota mahasiswa luar negeri tersebut tidak pernah terpenuhi. Banyak calon penerima beasiswa yang kesulitan memenuhi syarat TOEFL atau IELTS, dan LoA.

Selain dibebaskan dari biaya perkuliahan, selama menempuh pendidikan doktor, para penerima beasiswa memperoleh akomodasi berupa uang saku Rp 4 juta per bulan. Ditambah dengan uang untuk akomodasi tempat tinggal Rp 500 ribu per bulan. Sementara penerima beasiswa di luar negeri mendapatkan jumlah akomodasi yang disesuaikan dengan tempat tinggalnya.

Namun beasiswa 5 ribu doktor hanya diberikan untuk program-program perkuliahan khusus. Di UIN Suka sendiri, beasiswa ini hanya diberikan pada dua program perkuliahan internasional, yakni Islamic Toughts and Moeslem Societies serta Kajian Islam dan Kearaban. Kedua perkuliahan tersebut menggunakan bahasa asing dan mewajibkan mahasiswanya mengikuti sandwich program di luar negeri di Timur Tengah dan Eropa.

"Kami mendapat kuota 24 mahasiswa untuk diterima di kedua program tersebut," kata Noorhaidi. 

Sumber: http://www.republika.co.id/uin-seleksi-calon-penerima-beasiswa-5-ribu-doktor